Al Bidayah wa An-Nihayah(22 Jilid)

RM1350.00
POS Laju   : Sem RM90.00 | Sarawak RM          | Sabah RM
POS Parcel : Sem RM60.00| Sarawak RM60.00  | Sabah RM60.00


Judul    : Al Bidayah wa An-Nihayah 22 jilid
Penulis : Al-Hafizh Ibnu Katsir (Imam Ibnu Katsir)
Tahqiq : Syaikh Dr. Abdulloh bin Abdul Muhsin At Turki
Penerbit : Pustaka Azzam
Jumlah  : Lengkap 22 jilid
Berat    : 29kg

Sinopsis :

kitab tafsir terjemah Kitab Al Bidayah wa An-Nihayah karya Imam Al Hafidz Ibnu Katsir -rahimahulloh- adalah salah satu dari sekian kitab terbaik sepanjang sejarah islam yang menjadi pondasi penulisan sejarah Islam dan bangsa Arab.

Kitab terjemah al bidayah wa an-nihayah ini menjadi pintu masuk berbagai dekade penulisan sejarah , dimana kitab al bidayah wa an-nihayah ini ditulis pada akhir abad ke 8 Hijriyah. Di samping itu, kitab al bidayah ini adalah sebuah karya seorang ulama yang ahli hadits yang memahami hadits, yang mampu memperjelas kedudukan hadits dan menulis berbagai dasar-dasar ilmu hadits.
dalam Pcmbahasan yang imam ibnu katsir -rahimahulloh- kemukakan dalam kitab ini adalah awal mula manusia yang menjadi khalifah di muka bumi, kisah-kisah para nabi, dan umat-umat terdahulu sesuai dengan penjelasan Al Qur’an dan hadits-hadits shahih. Imam Ibnu Katsir -rahimahulloh- juga mengupas tentang khabar gharib (langka), munkar dan khabar yang bersumber dari kaum bani Israil. Langkah selanjutnya dia menegaskan tentang sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad, -Sholallahu Alaihi Wassalam- dan sejarah perkembangan Islam hingga pada masa hidup beliau imam ibnu katsir-rahimahulloh- ( pada abad ke 8 Hijriah) .Kemudian dia beralih pada pembahasan tentang fitnah (bencana yang menimpa umat manusia), tanda-tanda Hari Kiamat, dan berbagai kondisi kehidupan akhirat.
Didalam kitab ini sungguh-sungguh komprehenship mengupas tentang sejarah Islam, yang mana hati semua orang berkeinginan menelitinya, rasa dahaganya terobati setelah melihat berbagai keagungan sejarah kita umat Islam yang agung ini, yang memecahkan kedalam sejarah, yang pemah menjadi pemimpin dunia untuk beberapa abad lamanya, sejarah umat Islam pemah mengisi dunia dengan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, setelah kezhaliman dan penyaimpangan memenuhi dunia.
Imam Ibnu Katsir -rahimahulloh- meneliti tentang permulaan khalifah (orang pertama di muka bumi), kisah-kisah para Nabi – alaihi salam ajma’in-, bermacam-macam ujian yang menimpa umat manusia dan berbagai kisah peperangan yang membawa banyak korban (al malahim) dengan penelitian yang sangat mendalam, dia menyusun bahan-bahannya langsung bersumber dari Al Quran dan Sunnah Nabi -Sholallahu Alaihi Wassalam- . Imam Ibnu katsir -rahimahulloh- mengelaborasi antara tafsir dan sejarahnya, dia meneliti sejarah Islam hingga tahun 767 Hijriyah, menghimpun berbagai peristiwa dan biografi orang-orang terkenal.

Kitab al bidayah wa an-nihayah ini banyak mengikuti jejak karya tulis yang dihimpun oleh kedua gurunya tersebut, dan dia menambahkan berbagai perkembangan sejarah yang terjadi setelah mereka berdua, dan peristiwa yang terjadi pada masa hidupnya hingga menjelang wafatnya pada sepertiga terakhir abad ke 8 Hijriyah.
karya Imam Ibnu Katsir -rahimahulloh- , pada bagian terakhir pembahasan tentang berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di sepanjang tahun 739 Hijriyah menjelaskan,
“ inilah bagian terakhir peristiwa sejarah yang dicatat oleh guru kami Al Hafizh Alamuddin Al Birzali -rahimahulloh- dalam kitabnya yang mengomentari catatan sejarah oleh Syaikh Syihabuddin Abi Syamah Al Maqdisi -rahimahulloh- , dan aku mengomentari kitab sejarahnya ini hingga pada masa hidup kami ini, dan aku telah menyelesaikannya secara tuntas mengenai catatan sejarah yang dibuatnya pada hari Rabu 20 Jumadil Akhirah 751 Hijriyah, dan hingga pembahasan inilah tulisanku tentang sejarah sejak penciptaan Adam hingga peristiwa pada masa kami, ini berakhir, segala puji bagi Alloh -Subhanahu Wa Ta’ala- “
Demikian juga, imam Ibnu Katsir pernah membaca kitab yang secara utuh membahas tentang sejarah yakni Tarikh Islam karya Imam Adz-Dzahabi -rahimahulloh- , dan dia mengutip dari kitab tersebut, serta memasukkannya ke dalam kitabnya Al Bidayah wa An-Nihayah ini, seperti langkah Ibnu Al Atsir -rahimahulloh- dalam Al Kamil.
Karena dia menyusun berbagai peristiwa sejarah berdasarkan tahun hijriyah sesudah Nabi -Sholallahu Alaihi Wassalam- berhijrah, lalu dia mengupas seluruh peristiwa dengan panjang lebar.

Tidak ada seorang pun yang bergelar Al Hafizh seperti imam Ibnu Katsir -rahimahulloh- dia menyampaikan sebuah riwayat dan membiarkan ‘illat yang merusak keshahihannya tetap ada, serta mengabaikan membuka kembali riwayat tersebut tetap tertahan, tanpa diketahui ke-shahahihannya dari kelemahannya, bahkan dia memilih menyampaikan berbagai riwayat, sanad periwayatannya, dan berbagai penjelasan pendahulunya, memilah riwayat yang shahih dari yang dha ‘if, dan mengemukakan dalil pendukung setiap penjelasan.

Mayoritas ulama, antara lain Imam Al Mufassir imam Ibnu Jarir Ath-Thabari -rahimahulloh- dalam Tarikh karyanya, menceritakan bahwa mereka membebaskan diri mereka dari tanggung jawab ketika mereka menyampaikan apa yang mereka sampaikan hanya cukup dengan mengemukakan sanad-sanadnya saja, hal ini dinilai cukup maksimal dalam menjelaskan berbagai periode, yang mana pengetahuan tentang biografi, para tokoh terkemuka dan berbagai kondisi mereka termasuk sejumlah ilmu pengetahuan, yang mana para pencari ilmu apa lagi para ulama tidak luput dari pengetahuan, dan pengambilan sumber dari berbagai kitab yang ditulis di tangan para ulama semestinya dengan cara mendengar langsung, berbagai ajaran dan penjelasan, di samping terus-menerus mengamati perkembangan tahun demi tahun terus, kemudian abad demi abad terus mengalami perubahan dari segala sisi.

Diantara yang paling jelas mengalami perubahan yaitu ilmu pengetahuan yang agung ini, yakni berbagai riwayat hidup dan para periwayat, penilaian cacat dan adilnya periwayat, dan hanya diketahui oleh segelintir dari kalangan ulama. Jadi, tidaklah cukup hanya menyebutkan sanad pada hari ini, di mana banyak terjadi langkah-langkah yang salah dan kekacauan antara berbagai riwayat dan berbagai cetakan yang tidak benar, yang cukup menenangkan ke-shahihan riwayat dari “illat yang merusaknya.

Sungguh, menjadi sebuah kebutuhan yang sangat mendesak untuk meluruskan perjalanan yang agung ini, yang disebut-sebut sebagai satu dari sekian warisan dunia Islam, dan membebaskannya dari berbagai hal yang menimpanya seperti kesalahan membaca, distorsi, penghilangan dan pengacauan berbagai riwayat, yang mana revisi dari berbagai revisi sedikit luput dari hal-hal tersebut, jadi inilah dorongan yang kuat untuk melakukan pelumsan hal tersebut, dan mengemasnya dalam bentuk yang semestinya.

Jadi, Tarikh karya imam Ibnu Katsir seperti telah dikemukakan, termasuk kitab yang sangat panjang dan mendalam pembahasannya, yang menghimpun berbagai peristiwa sejarah dan biografi orang-orang terkenal, dan menjelaskan perbedaan sanad yang menjadi sandarannya.
Kebohongan dan plagiasi banyak terjadi pada masa-masa akhir periode sahabat, dan para tabi’in menghadapi hal tersebut dengan obat yang paling utama dan efektif, yaitu memegangi sanad. Ibnu Al Mubarak -rahimahulloh- mengatakan, memegangi sanad termasuk ilmu pengetahuan agama, kalau saja tidak ada ilmu pengetahuan tentang memegangi sanad, pasti seseorang akan berkata apa pun yang diinginkannya.

imam Ibnu Sirin -rahimahulloh- menjelaskan, mereka tidak pernah bertanya tentang sanad yang menjadi pegangan, ketika fitnah terjadi, mereka berkata, sebutlah kami orang-orang yang menjadi sandaran kalian semua. Ulama dari golongan tabi’in dan pengikut mereka benar-benar memahami penyakit ini dalam waktu yang tidak menentu dari sejarah umat ini. Diletakkanlah dasar-dasar tentang riwayat hadits, penerimaan riwayat, penilaian cacat dan adil seorang periwayat, dan berbagai metode menceritakan hadits.

Dan Alloh -Subhanahu Wa Ta’ala- mentaqdirkan, seperti dikemukakan oleh Abdullah bin Al Mubarak -rahimahulloh- , dengan kebenaran orang-orang yang ahli, penjelasan ini tidaklah semata-mata untuk membesar-besarkan orang yang berbohong, tidak pula klaim yang kosong, bahkan bertujuan untuk mengetahui kenyataan yang sebenamya, yang hanya bisa ditemukan oleh orang yang membaca dengan segenap jerih payah, usaha untuk menghasilkannya, dan penelitian yang telah mereka lakukan, maka Alloh -Subhanahu Wa Ta’ala- mentakdirkan untuk memilah yang shahih dari yang tidak shahih, dan orang-orang yang menghafal Sunnah Rasulullah .

Banyak karya tulis yang bertemakan sejarah dengan beragam sudut pandang, yang dituangkan ke dalam An-Nihayah, bersumber dari materi itulah, struktur bangunan sejarah tersebut sampai ke berbagai generasi penerusnya dengan cara mengutip/meriwayatkan catatan sejarah para pendahulu mereka.
Banyaknya karya tulis tersebut, di samping keragaman waktu, kawasan, kecenderungan dan tujuan, telah meninggalkan warisan sejarah yang berlimpah jumlahnya, hanya saja warisan itu tidak luput dari sebagian kekacauan, kontradiktif dan kelemahan, hasilnya dari ini semua adalah ketidak tegasan dalam penulisan sejarah dan kesalahan dalam teks-teks yang membangunnya dan pelajaran yang diambil dari sejarah tersebut.
Kemudian, sesuatu yang sangat beresiko ini, sejumlah orang yang mengikuti keinginan nafsunya cenderung menyisipkan materi yang turut menyuburkan tercemarnya kebaikan sejarah umat ini dan para pendahulunya.

Berawal dari semua inilah, sangat tampak keistimewaan penulis buku sejarah ini adalah orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dari kalangan ulama ahli hadits, yang mengerti berbagai dasar-dasar periwayatan, karakteristik yang membedakan, kritik dan riwayat yang bisa diterima dan dan ditolak.

Keistimewaan ini terlihat dengan jelas dalam banyak pembahasan dari kitab ini, hanya saja masih ada dalam beberapa pembahasan lain dari kitab tersebut, yang terlewatkan, baik hal tersebut dalam segi teks berbagai hadits, dalam mengkritik berbagai riwayat, atau pun dalam menimbang berbagai hadits yang kontradiktif serta berbeda penjelasannya, seperti perbedaan tahun di mana peristiwa tertentu itu terjadi atau dalam penyusunan dua peristiwa atau lebih, dalam menjelaskan wafatnya seseorang, atau pun bukti-bukti yang menguatkan peristiwa tertentu dan seterusnya.

Ibnu Katsir datang pada abad ke 8 Hijriyah, dan sebelumnya telah hadir banyak karya tulis selama enam abad, dan dia mempunyai bahan yang sangat luas, dan di hadapanya terbuka sesuatu yang secara kontrit tidak pernah diketahui oleh pendahulunya, karena setiap ilmu pengetahuan pada awal peletakannya terasa sangat sulit, kemudian terus-menerus mengalami perkembangan dan mendapat perhatian, sehingga mencapai titik kematangan.
Lantas, dia menyusun kitabnya ini, dan dia membuatnya seperti mengklarifikasi dan mencermati terhadap karya sebelumnya.

Bahkan, tidaklah berlebihan kalau seseorang mengatakan, bahwa kitab ini hampir menjadi penutup jalan untuk menyusun kembali sejarah yang diawali dengan penciptaan makhluk serta kelanjutannya seperti berbagai kisah orang-orang terdahulu, kemudian memperluas dan menjelaskan secara detail tentang fase perjalanan hidup Nabi yang sangat harum, dilanjutkan sesudah itu dengan berbagai peristiwa dan berbagai informasi, yang di dalamnya berbaur berbagai peristiwa dengan berbagai biografi, tempat dengan manusia yang mendiaminya, kedua hal tersebut adalah materi pokok tentang ilmu sejarah, hingga beberapa tahun menjelang wafatnya.

Related product you might see:

Share this product :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pustaka Kaisar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger