POS Laju : Sem RM110.00 | Sarawak RM | Sabah RM
POS Parcel : Sem RM75.00 | Sarawak RM75.00 | Sabah RM75.00
Judul : TAFSIR AT-THABARI (26 Jilid Lengkap)
Penerbit : Pustaka Azam
Oleh : Imam Ibnu Jarir ATH-THABARI
Jumlah : 26 Jilid lengkap
Berat : 33kg
Tahqiq / Peneliti:
1. Ahmad Abdurraziq al-Bakri
2. Muhammad Adil Muhammad
3. Muhammad Abdul Lathif Khalaf
4. Mahmud Mursi Abdul Hamid
Penerbit: Pustaka Azzam
Kertas: HVS; Hard Cover
Sudah terbit LENGKAP! Jilid 1 - 26
SINOPSIS:
Tafsir
Ath-Thabari adalah kitab tafsir Al-Qur'an paling lengkap, paling tua,
dan paling populer di kalangan ulama dan pencari ilmu. Ditulis oleh Imam
Muhammad (Abu Ja'far) bin Jarir ath-Thabari (838 - 923 M), ulama asal
Tabaristan (Persia). Karya ini aslinya berjudul Jami al-bayan an ta'wil
ay al-Qur'an, namun lebih populer sebagai Tafsir Ath-Thabari.
Tafsir
ini sangat panjang, awalnya terdiri dari 30 juz besar. Namun kemudian
di edit ulang oleh penulisnya (ath-Thabari), dimana seluruhnya
membutuhkan 3000 lembar kertas. Ini sekaligus menunjukkan keluasan ilmu
sang mufassir. Maka tidaklah heran bila kitab ini menjadi rujukan utama
kalangan ahli tafsir kemudian, seperti Imam Ibnu Katsir, Imam as-Suyuthi
dan al-Baghawi.
Tafsir
Ath-Thabari memuat istinbath (pengambilan hukum), menyampaikan
perbedaan pendapat yang ada di kalangan ulama, dan memilih pendapat mana
yang lebih kuat di antara pendapat-pendapat itu dengan sisi pandang
yang didasarkan kepada logika dan pembahasan nash ilmiah yang teliti.
Imam
Suyuthi dalam Al-Itqan mengatakan, "Ia adalah tafsir yang paling baik
dan besar, memuat pendapat-pendapat para ulama, dan sekaligus menguatkan
pendapat-pendapat itu, dan memuat uraian nahwu serta istinbath hukum.
Dengan kelebihannya itu, ia menempati kualitas teratas dari kitab-kitab
tafsir sebelumnya."
Sedang Imam an-Nawawi berkata, "Umat Islam sepakat bahwa tidak ada seorangpun yang menulis tafsir sekaliber Tafsir Ath-Thabari."
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah berkomentar, "Adapun dari tafsir-tafsir yang ada di
tangan manusia, yang paling baik adalah tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari.
Ini karena ia menyebutkan ucapan-ucapan para salaf dengan sanad-sanad
yang kokoh, tidak menukil kebid’ahan, dan tidak menukil dari orang-orang
yang diragukan agamanya." (Fatawa Ibnu Taimiyah, 2/192). Banyak pujian
juga datang dari para ulama lainnya.
Jadi,
Tafsir Ath-Thabari bisa dikatakan sebagai tafsir pertama dilihat dari
waktu penulisan dan penyusunan keilmuannya. Karena kitab tesebut
merupakan tafsir pertama yang sampai pada kita di saat tafsir-tafsir
yang mendahuluinya telah lenyap ditelan perputaran jaman sehingga tidak
sampai ke tangan kita. Adapun dilihat dari sisi penyusunan keilmuannya,
maka ia tafsir yang memiliki ciri khas yang ditemukan oleh penulisnya
yang kemudian ia tempuh sebagai metode tersendiri hingga ia persembahkan
kepada umat manusia sebagai karya yang agung.
Dalam
menafsirkan ayat-ayat, Ibnu Jarir ath-Thabari menolak bersandar pada
logika semata. Ia umumnya menuliskan riwayat-riwayat beserta sanadnya
yang sampai shahabat atau tabi’in, dengan memperhatikan ijma’ Ulama dan
mengindahkan perbedaan pendapat bacaan ayat-ayat. Ia juga merujuk kepada
bahasa Arab asli dalam menafsirkan kata dalam satu ayat yang kurang
jelas.
Post a Comment